Assalamu'alaikum.......

Ahlan wa sahlan

Rabu, 27 April 2011

cErpEn QoE

Ada cinta pengganti untukku

Aku terpana ketika melihat gadis mungil mengenakan jilbab putih itu berjalan, matanya yang ia jaga, senyum ikhlasnya, dan langkahnya yang pasti. Namun aku terus saja tak menemukan cara untuk berkenalan dengannya. Sampai pusing harus bagaimana, aku ingin dia memandangku sebagai seorang laki-laki yang gentelman, namun aku malah terlihat seperti lelaki setengah masak.
Banyak cara yang telah kulakukan, pernah ketika ia melewati gang sunyi di kampungku, aku menyuruh dua orang temanku untuk menjambret tasnya dan memberikannya padaku lalu ku kembalikan padanya sebagai tanda aku adalah penyelamatnya. Namun, malang tak dapat ditolak. Keduanya terpaksa di bawa ke puskesmas terdekat karena mata mereka di semprot parfum oleh gadis itu.
Bak anjing menggonggong khafilah tetap berlalu aku kemudian berusaha untuk mencari akal lainnya untuk mendapatkan gadis pujaan hati ku itu. Inilah kesempatanku yang kedua, ketika ia sedang kerepotan untuk membawa barang belanjaanya dari pasar aku terus saja membawa sebagian besar barang-barang belanjaannya itu. Sesampainya dirumahnya, bukannya aku disuguhi minuman atau di suruh mampir. Ia lalu mengeluarkan uang lima ribu rupiah dan berlalu meninggalkanku sesudah mengucapkan terima kasih.
Sebenarnya aku bisa saja membuat alasan bahwa ayahku menyuruhku mendata orang yang baru masuk ke kelurahan kami untuk berbicara dengannya dan bertandang kerumahnya. Tetapi aku malas sekali kalu tingkahku itu diketahui oleh ayahku, ayahku masih sangat marah padaku ketika aku menolak mentah-mentah gadis yang ia pilihkan untukku, aku yakin gadis itu bukanlah gadis impianku.
Kesempatan berikutnya pun datang, disaat pengajian muda-mudi di mesjid gadis impianku itu pun datang. Ia mengenakan jilbab hijau muda membuatnya terlihat lebih segar dan anggun. Ketika aku ingin menghampirinya acaranya keburu di mulai dan semuanya masuk ke dalam mesjid. Tirai pembatas tempat wanita dan laki-laki di gulung ke atas, aku bisa melihatnya dengan jelas, dia duduk di syaf kedua. Sang ustad pun memulai ceramahnnya, bahasan kali ini adalah tentang cinta. Akupun mulai bersemangat.
Tiba waktu untuk sesi bertanya, tanpa ragu dan malu ku tanyakan pada ustad itu bagaimana kisah cintanya dan bagaiman ia bisa mengungkapkan cintanya. Ia tersenyum padaku dan meminta izin kepda istrinya yang duduk di syaf wanita untuk menceritakannya. Alangkah terkejutnya aku melihat gadis itu adalah gadis berjilbab hijau muda. Dia gadis pujaanku.
Sehabis pengajian aku tertunduk lemah di depan masjid. Ingin sekali rasanya aku mencurahkan isi hatiku yang kecewa ini kepada semua orang. Akhirnya kuputuskan menerima gadis pilihan orangtuaku, tanpa mengetahui siapa sebenarnya gadis itu. Laraman pun berjalan dengan sukses. Namun aku belum begitu bahagia, gadis itu belum juga kelihatan. Sampai akhirnya kami menikah. Ketika malam pertamaku dengannya, aku berjalan kekamarnya. Mengetuk pintu dan mengucap salam. Ia membalasnya dan akupun masuk. Betapa terkejutnya aku ketika melihat sosok wanita yang duduk di pinggir tempat tidur itu mirip dengan istri ustad yang ku taksir itu.
Aku mendekatinya dengan sejuta tanya, aku memberanikan diri bertanya padanya tentang keherananku ini. Dengan tersipu malu ia menjelaskan bahwa ia memiliki saudara kembar. Istri ustad tersebut adalah kakak kembarnya. Kini hilanglah segala gundah di hatiku. Aku mendapatkan istri yang cantik dan sholeh tanpa harus adu tanco dengan ustad keren desa kami. Kini aku pun mulai mengetahui makna sabar dan pasrah sebenarnya. Cintaku dan istriku pun mulai terjalin dengan sendirinya dan kami menikmati masa-masa pacaran yang indah dengan selalu mengingat Allah.



Create by:
Nurlaila khairani